Friday, January 25, 2019

MAKALAH TEORI-TEORI KEPRIBADIAN


TEORI KEPRIBADIAN PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD
&
TEORI KEPRIBADIAN PSIKO ANALITIS CARL GUSTAVE JUNG


Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas curahan rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelasaikan makalah ini secara cepat dan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perkembangan Kepribadian Guru yang berjudul “Teori-teori Kepribadian”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dan berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Semoga kebaikan rekan-rekan dapat dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari para pembaca yang budiman. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sebagai penyusun khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Wa’alaikumussalam Wr.Wb


                        Bandung, 9 Oktober 2018

Penulis

 

BAB III PENUTUP. 13











            Dengan adanya penulisan makalah ini, semoga dapat menambah pengetahuan tentang Ilmu Pengembangan Kepribadian Guru, sehingga dapat menambah wawasan para guru dalam mengembangkan kepribadiannya agar menjadi guru yang baik, sehingga menjadi guru yang professional dan sesuai dengan kode etik yang ada. Karena banyaknya guru yang belum memenuhi syarat professional, semoga makalah ini dapat dipahami oleh para pembaca, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari ketika mengajar para peserta didik, dan menjadi suri tauladan bagi murid-muridnya,
            Proses pembelajaran merupakan transfer knowledge atau memberi pengetahuan kepada para siswa, bukan hanya mentransfer pengetahuan, melainkan menjadikan para guru sebagai contoh bagi para muridnya, sehingga para guru harus memiliki akhlak yang baik serta berkepribadian luhur sehingga dapat merubah para murid dalam hal moralitas agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
            Ditengah melesatnya perkembangan zaman, dan banyaknya pengaruh-pengaruh luar, baik pengaruh budaya barat maupun pengaruh perkembangan teknologi yang semakin pesat, sehingga sangat berpengaruh bagi perkembangan kepribadian para peserta didik. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru, agar dapat meminimalisir pengaruh-pengaruh tersebut bagi para peserta didik

1.      Apa yang dimaksud dengan makna kepribadian?
2.      Apa saja teori-teori kepribadian?
3.      Siapa saja yang mengemukakan teori-teori kepribadian, serta apa yang dikemukakannya?
1.      Agar dapat mengetahui makna kepribadian.
2.      Agar dapat mengetahui teori-teori kepribadian.
3.      Agar dapat mengetahui tokoh-tokoh yang mengemukakan teori-teori kepribadian dan teori-teori yang dikemukakanny



            Kepribadian secara bahasa berasal dari Bahasa Latin yaitu personality atau yang berarti “Pesona” yang berarti topeng atau kedok, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang. Bagi bangsa Roma, ‘pesona’ berarti bagaimana seseorang tampak pada orang lain.
            Menurut Agus Sujanto dkk (2004), menyatakn bahwa kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga Nampak pdalam tingkah lakunya yang unik.
            Sedangkan personality menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Sjarkawim (2006) adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dalam orang lain; integrase karakteristik dari struktur-struktur, pola tingkah laku, minat, pendirian, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang ; segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain.
Kepribadian menurut GW. Allport adalah suatu organisasi yang dinamis dari system psikofisis individu individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas.[1] Kepribadian juga jumlah total kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan (Weller, B. F., 2005:59).
Sedangkan karakter adalah cara berfikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Individu yang berkarakter adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan tiap akibat dari keputusanyang ia buat.
Alwisol  menjelaskan pengertian karakter sebagai penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai ( benar-salah, baik-buruk) baik secra eksplisit maupun implisit. Karakter berbeda dengan kepribadian kerena pengertian kepribdian dibebaskan dari nilai. Meskipun demikian, baik kepribadian Mapun Karakter berwujud tingkah laku yang ditunjukkan kelingkungan social, keduanya relative permanen serta menuntun, mengerahkan gan mengorganisasikan aktivitas individu.
Berdsarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khasdan dapat diperkirakan pada diri seseorang atau lebih bisa dilihat dari luar, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu, seperti bagaimana kita bicara, penampilan fisik, dan sebagainya. Sedangkan karakter lebih bersifat inheren dan tidak tampak secara langsung. Sebagai perumpamaan, sepert gunung es yang hanya tampak terlihat sedikit dipermukaan lebih banyak, dan tidak tampak secara langsung. Dan karakterlah yang lebih menentukan daripada kepribadian.
Istilah kepribadian berasal dari bahasa inggris yakni personality. Kata personality berasal dari bahasa latin yakni dari person yang berarti kedok atau topeng dan personae yang berarti menembus. Persona biasanya digunakan oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan suatu karakter pribadi tertentu. Sedangkan yang dimaksud personae  adalah para pemain sandiwara itu dengan kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan suatu karakter orang tertentu, misalnya pemarah, pemurung dan pendiam (Syamsu Yusuf. 2010:126).[2]
Dalam istilah Arab, menurut T Fuad Wahab 2010: 1) kepribadian serng ditunjukkan dengan istilah sulukiyyah (perilaku), khulqiyyah (akhlak), infi’aliyyah (emosi), al-jasadiyyah (fisik), al-qadarah (kompetensi) dan muyul (minat).
Dalam pengertian lain, kepribadian sering  dimaknai sebagai personality is your effect upon other people yakni pengaruh seseeorang kepada orang lain. Berdasarkan pengertian ini, orang yang besar pengaruhnya disebut kepribadian. Pengaruh tersebut dapat dilatarbelakangi oleh ilmu pengetahuannya, kekuasaannya, kedudukannya, atau karena popularitasnya, dan lain sebagainya (Nanan Syaodih S., 2005: 134).[3]
Dalam pengertian yang lain kepribadian sering diartikan a social stimus value, atau dmaknai sebagai cara orang lain bereaksi, itulah kepribadian individu. Sementara itu, Abin Syamsudin (2007: 13) mengartikan kepribadian sebagai kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan.
Menurut Florence Littauer dalam bukunya yang berjudul Personality Plus, Kepribadian adalah keseluruhan perilaku seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Maka dari itulah situasi diciptakan dalam pembelajaran Hrus diseimbangkan dengan kebiasaan dan tindakan seorang anak, sehingga terdapat perasaan yang memaksa atau tertekan dalam diri anak (Florence Littaurer, 2006: 38).
Kecenderungan kepribadian pada anak dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kecenderungan kepribadian ekstrivert dan kepribadian inttivert ( Paul Henry Mussen, 1994: 54).
a.      Kecenderungan kepribadian ekstrovert
Yaitu kecenderungan seorang anak untuk mengarahkan perhatiannya keluar dirinya sehingga segala sikap dan keputusan-keputusan yang diambilnya adalah berdasarkan pada pengalaman-pengalaman orang lain. Mereka cenderung ramah, terbika, aktif, san suka bergaul. Anak dengan kepribadian ekstrovert ini biasanya memiliki banyak teman dan disukai orang karena sikapnya yang ramah dan terbuka.
b.     Kecenderungan kepribadian Introvert
Yaitu kecenderungan seorang anak untuk menarik diri dengan lingkungan sosialnya. Sikap dan keputusan yang ia ambil untuk melakukan sesuatu biasanya didasarkan pada perasaan, pemikiran dan pengalamannya sendiri. Mereka biasanya pendiam dan menyendiri, merasa tidak butuh orang lain karena merasa kebutuhannya bisa dipenuhi sendiri.
Awalnya, introvert dan ekstrovert adalah sebuah reaksi seorang anak terhadap sesuatu. Namun, jika reaksi demikianditunjukkan terus menerus, maka dapat menjadi sebuah kebiasaan, dan kebiasaan tersebut akan menjadi bagian dari tipe kepribadiannya.

Psikoanalisis merupakan cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sogmund Freud dan para pengikutnya sebagai studi fungsi dan psikologis manusia. Pada dasarnya Psikoanalisis memiliki tiga penerapan:
1.      Metode Penelitian dari Pikiran
Metode mempunyai arti cara tepat untuk melakukan sesuatu untuk memncapai suatu tujuan tertentu. Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti kembali dan search berarti mencari) dengan denikian, penelitian berarti suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan sistematika guna menemukan suatu yang dituju yang didalamnya terdapat kegiatan mencari, mencatat, merumuskan sampai menganalisis kembali hasil yang telah diperoleh demi mendapatkan hasil yang sempurna yang telah melalui beberapa langkah penganalisaan dan pemikiran. Metode penelitian pada hakikatnya merupakan salah-satu cara ilmiah untuk mendapatkan suatu informasi dengan tujuan tertentu.
2.      Ilmu Pengetahuan Sistematis Mengenai Perilaku Manusia
Ilmu pengetahuan (knowledge) merupakan sebuah usaha sadar untuk meneliti, menemukan dan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dari berbagai sidit pandang keilmuan. Dengan ilmu, hidup akan menjadi lebih mudah karena dengannya merupakan salah satu penunjang pokok untuk menjalani kehidupan. Ilmu juga bukan hanya sekedar pengetahuan, akan tetapi merupakan sebuah kumpulan dari berbagai aspek yang terangkum dan telah disepakati dan seperangkat metode yang telah diakui dalam suatu bidang ilmu tertentu.
3.      Perlakuan Terhadap Penyakit Psikologis atau emosional
Terdapat berbagai macam gangguan mental psikologis manusia yang kerap selalu mendapat perlakuan yang tidak semestinya seperti dikucilkan, diisolasi bahkan sampai mendapatkan perlakuan pasung. Padahal perlakuan tersebut tidak akan menimbulkan efek positif bahkan tidak sama sekali, sebaliknya perlakuan tersebut malah akan memperkeruh keadaan dengan memperparah penyakit yang diderita. WHO (World Health Organization) memandang serius akan masalah mental dengan menjadikan isu global WHO. Gangguan jiwa disebabkan karena banyak hal salah satunya yang banyak terjadi di Indonesia karena pengalaman kehidupan yang dialami penderita sehingga mengganggu pikiran serta jiwa mereka, sedangkan pada penyandang keterbelakangan mental disebabkan karena rendahnya IQ yang membuat sikap dan perilaku mereka berbeda dengan manusia normal lainnya[4]
Carl Gustav Jung adalah seorang psikiater muda di Zurich ketika ia membaca “Interpretation of Dream” karya Freud tidak lama sesudah terbit pada tahun 1900. Carl Jung diakui sebagai salah seorang di antara ahli-ahli pikir psikologi yang terkemuka abad XX. Selama 60 tahun, ia mengabdikan dirinya dengan segenap tenaga dan tujuan tunggal untuk menganalisi proses – proses kepribadian manusia yang sangat luas dan dalam. Tulisan – tulisannya sangat banyak dan pengaruhnya tidak dapat diukur.
a.       Struktur kepribadian menurut Carl Jung
                        Keseluruhan kepribadian atau psikhe, sebagaimana disebut oleh Jung, terdiri dari sejumlah sistem yang berbeda namun saling berinteraksi. Sistem – sistem yang terpenting adalah ego, ketidaksadaran pribadi beserta kompleks-kompleksnya, persona, dan anima dan animus.
b.      Sistem ego
                        Adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi – persepsi, ingatan – ingatan, pikiran – pikiran dan perasaan – perasaan sadar. Ego melahirkan perasaan identitas dan kontinuitas seseorang, dan dari segi pandangan sang pribadi, ego dipandang berada pada kesadaran.
c.       Sistem ketidaksadaran pribadi,
                        Ketidaksadaran pribadi terdiri dari pengalaman – pengalaman yang pernah sadar tetapi kemudian direpresikan, disupresikan, dilupakan atau diabaikan serta pengalaman – pengalaman yang terlalu lemah untuk menciptakan kesan sadar pada sang pribadi. Isi dari ketidaksadaran pribadi, seperti isi bahan prasadar pada konsep Freud, dapat menjadi sadar dan berlangsung banyak hubungan 2 arah antara ketidaksadaran pribadi dan ego.
d.      Kompleks – kompleks
                        Kompleks – kompleks adalah kelompok yg terorganisasi atau konstelasi perasaan – perasaan, pikiran – pikiran, persepsi dan ingatan – ingatan yang terdapat dalam ketidaksadaran pribadi. Kompleks memiliki inti yang bertindak seperti magnet menarik atau “mengkonstelasikan” berbagai pengalaman ke arahnya (Jung, 1934).
                        Sebagai contoh kompleks ibu (Jung,1954a). Intinya sebagian lain berasal dari pengalaman – pengalaman ras dengan ibunya. Ide – ide,perasaan = perasaan, dan ingatan – ingatan yang berhubungan dengan ibu ditarik ke inti tersebut dan membentuk suatu kompleks. Makin kuat tenaga yang keluar dari inti makin benyak pengalaman yang ditarik ke arahnya. Jadi seseorang yang kepribadiannya didominasi oleh ibunya dikatakan mempunyai kompleks ibu yang kuat.
e.       Pesona
                        Pesona dibutuhkan untuk survival membantu diri mengontrol perasaan,pikiran dan tingkah laku. Tujuannya adalah menciptakan kesan tertentu pada orang lain dan sering juga menyembunyikan hakekat pribadi yang sebenarnya.
f.       Anima dan Animus
                        Pada dasarnya biseks. Begitu pula dalam kepribadian,ada arseptip feminim dalam kepribadian pria yg disebut anima. Dan arseptip maskulin dalam kepribadian wanita disebut animus.
            Sikap jiwa menurut Jung adalah arah enerji psikis (libido) yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Sikap jiwa dibedakan menjadi:
1.      Sikap Ekstrovert
a)      Libido mengalir keluar
b)      Minatnya terhadap situasi sosial akut
c)      Suka bersgaul, ramah dan cepat menyesuaikan diri
d)     Dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain meskipun ketika ada masalah
2.      Sikap Introvert
a)      Libido mengalir ke dalam, terpusat pada faktor- faktor subjektif
b)      Cenderung menarik diri dari lingkungan
c)      Lemah dalam penyesuaian sosial, tertutup
d)     Lebih menyukai kegiatan dalam rumah

            Fungsi jiwa menurut Jung adalah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teoritis tetap meskipun lingkungannya berbeda-beda. Fungsi jiwa dibedakan menjadi dua :
1.      Fungsi jiwa Rasional, yaitu fungsi jiwa yang bekerja dengan penilaian dan terdiri dari :
a)      Pikiran : menilai benar atau salah
b)      Perasaan : menilai menyenangkan atau tidak menyenangkan
2.      Fungsi jiwa yang irasional, yaitu bekerja tanpa penilaian dan terdiri dari :
a)      Penginderaan : sadar inderawi
b)      Intuisi : tak sadar naluriah
            Menurut Jung pada dasarnya setiap individu memiliki keempat fungsi jiwa tersebut, tetapi biasanya hanya salah satu fungsi saja yang berkembang atau dominan. Fungsi jiwa yang berkembang paling meonjol tersebut merupakan fungsi superior dan menentukan tipe individu yang bersangkutan.


Kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khasdan dapat diperkirakan pada diri seseorang atau lebih dan karakterlah yang lebih menentukan daripada kepribadian.
Teori Kepribadian Psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud mempunyai tiga penerapan:
1.      Metode Penelitian dari Pikiran
2.      Ilmu Pengetahuan Sistematis Mengenai Perilaku Manusia
3.      Perlakuan Terhadap Penyakit Psikologis atau emosional
Teori Psikoanalisis Carl Gustav Jung
1.      Struktur kepribadian
2.      Sistem ego
3.      Sistem ketidaksadaran pribadi
4.      Kompleks-kompleks
5.      Pesona
6.      Anima dan Animus

Calvin S. Hall, G. L. (2007). Psikologi Kepribadian 1 TEORI-TEORI PSIKODINAMIK (KLINIS). Yogyakarta: Kanisius.
Clinebell, Howard John. 2002. Tipe-tipe dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral: sumber-sumber untuk pelayanan penyembuhan dan pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. Hal: 49
Idad suhada, Kompetensi Kepribadian Guru
Chaerul Rochman danHeri Gunawan, Pengembangan Kompetensi Kepribadian Gur,  Penerbit Nuansa. Bandung, 2016
Nadira Lubis, dkk, “Pemahaman Masyarakat mengenai Gangguan Jiwa dan Keterbelakangan Mental”. Bandung.



[1]Idad suhada, Kompetensi Kepribadian Guru, hlm 55.
[2] Chaerul Rochman danHeri Gunawan, Pengembangan Kompetensi Kepribadian Gur,  Penerbit Nuansa. Bandung, 2016, hlm. 31.
[3] Ibid., hlm. 32
[4] Nadira Lubis, dkk, “Pemahaman Masyarakat mengenai Gangguan Jiwa dan Keterbelakangan Mental”. Bandung, hlm. 138.

No comments:

Post a Comment

MAKALAH TEORI – TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK, ABRAHAM MASLOW DAN KOGNITIF GEORGE A. KELLY

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan...